Kamis, 24 Maret 2011 | By: Boecha'z jenioue'z

Tsunami Bomb Buku di Indonesia


Kalau dijepang ada sunami yang disebabkan oleh pergeseran lempengan bumi yang berada di dasar laut yang mangakibatkan air dilaut meluap dan menghantam daratan jepang dan menimbulkan ribuan korban djiwa...
Lain di Jepang, lain pula di Indonesia.
kalau mungkin dijepang Tsunami Karna luapan Air laut,di Indonesia malah Disebab kan oleh “Tsunami BOM BUKU” yang Membuat masyarakat Jadi Paranoid Pada benda Benda Yang kedatangan Nya secara tiba-tiba dan penampilannya yang mencurigakan,bisa menjadikan daerah atau kawasan tersebut bagai pembagian sembako.

pada dasar nya bom buku sama seperti bom-bom yang lain,namun hanya penampilan nya yang berbeda dari yang sebelumnya.dan bom buku juga memiliki susunan antar bagian yang cukup rumit yang kemungkinan besar labih hebat/dasyat dari yang sebelumnya.
Oleh sebab itu ini perlu menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah karna telah menimbulkan korban yang merupakan salah satu aparat negara.
Pengamat teroris Mardigu Wowiek Prasantyo mengungkapkan, selain profesional, pelaku pengiriman bom berbentuk buku terhadap aktivis Jaringan Islam Liberal (JIL), Ulil Abshar Abdalla, Kepala Badan Narkotika Nasional Gories Mere, Ketua Umum Pemuda Pancasila Yapto Soeryosumarno dan terakhir musisi Ahmad Dhani adalah ‘pemain’ lama.
Motif mereka masih sama, yakni menciptakan teror secara umum dan menunjukkan keberadaan mereka. Namun kali ini dengan modus yang berbeda. "Cuma merakitnya dengan casing baru. Dulu casingnya pakai kotak plastik, sekarang pakai buku, bisa ganti-ganti casingnya," ujar Mardigu.
Pelaku pengirim bom buku diduga merupakan jaringan teroris yang sama dengan sejumlah teror di Indonesia seperti di Jawa Tengah dan Yogyakarta yang terjadi baru-baru ini. Hal itu terlihat dari target mereka yang masih sama. Mereka menyasar orang-orang atau kelompok-kelompok yang dinilai pluralis dan liberal.
Mardigu juga menilai, pelaku perakit bom adalah orang profesional yang pernah mengikuti pelatihan di luar negeri. Hal tersebut terlihat dari penggunaan pegas sebagai detonator yang cenderung sulit dikerjakan. Detonator berupa pegas biasa ditemukan pada bom yang meledak di Irlandia dan Palestina.
Namun ada juga pendapat lain. Paradigma kerja intelijen Indonesia masih paradigma Orde Baru (Orba). Kekerasan selalu menjadi acuan untuk meredam kebebasan pihak lain atau ingin mengontrol pihak tertentu.
Sehingga banyak pihak menduga paket itu ganjil dan ada yang usil. Apalagi intelijen lokal masih gunakan paradigma Orba. Intel masih bekerja represif. Padahal,sudah seharusnya intelijen kerjanya mengumpulkan data demi kepentingan negara.
Bahkan pengamat militer dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Indria Samego menjelaskan, di negara seperti Asia Selatan dan Asia Tenggara, bom sering dipergunakan sebagai alat represif. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya menyampaikan kehendak atau aspirasi dengan cara yang biadab.
Di Indonesia, hal tersebut terjadi, karena hukum tidak lagi menjadi panglima. Hukum sering dibeli oleh kekuatan uang. "Banyak orang yang mengambil jalan pintas. Lebih baik pakai bom daripada pakai langkah hukum," kata Indria.
Dengan demikian paket bom Ulil JIL yang ganjil itu diduga tidak muncul dan tidak datang dari teroris sendiri, malah boleh jadi dari oknum intelijen yang liar. Pengamat intelijen Soeripto justru menduga bom buku merupakan pekerjaan intelijen.
Bagi politisi PKS ini, orang biasa akan cukup sulit melakukan pekerjaan ini. Soeripto tidak yakin bom tersebut diprakarsai teroris. Karena teroris di Indonesia hampir tidak lagi berjalan efektif.
Ada pula pandangan Munarman, aktor FPI (Front Pembela Islam) yang melihat paket bom buku itu untuk mengalihkan isu politik akibatbocoran Wikileaks soalistana. Namun kemudian hal ini dibantah Julian Pasha, juru bicara presiden bahwa tak benar ada kaitan Wikileaks dan bom buku. Teka-teki bom buku itu bisa dijawab jika polisi mampu menemukan siapa pelaku paket bom buku itu.Penanganan yang cepat juga diperlukan dan tidak menyepelekan.

0 komentar:

Posting Komentar